ICC: Siapa yang Bisa Ditangkap?
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) merupakan pengadilan internasional yang bertugas mengadili individu yang bertanggung jawab atas kejahatan paling serius yang memengaruhi komunitas internasional. Namun, siapa saja yang bisa ditangkap oleh ICC? Pertanyaan ini penting untuk dipahami, karena wewenang ICC memiliki batasan-batasan tertentu.
Yurisdiksi ICC: Siapa yang berada di bawah pengawasan?
ICC hanya dapat menyelidiki dan mendakwa individu atas empat kejahatan inti:
- Genosida: Pemusnahan sebagian besar atau seluruh kelompok nasional, etnis, ras, atau agama.
- Kejahatan terhadap kemanusiaan: Serangan meluas atau sistematis terhadap penduduk sipil, termasuk pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, deportasi, dan penganiayaan.
- Kejahatan perang: Pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional selama konflik bersenjata.
- Kejahatan agresi: Perencanaan, penyiapan, pemicu, atau pelaksanaan agresi. Definisi dan penerapan kejahatan agresi relatif baru dan lebih kompleks.
Penting untuk dicatat: ICC bukan pengadilan universal. Ia hanya dapat menjalankan yurisdiksinya jika:
- Negara-negara yang terlibat: Negara-negara terlibat dalam konflik atau dimana kejahatan terjadi telah meratifikasi Statuta Roma, perjanjian yang mendirikan ICC. Atau, Dewan Keamanan PBB dapat merujuk situasi ke ICC, terlepas dari apakah negara tersebut telah meratifikasi Statuta Roma.
- Situasi yang dirujuk: Situasi spesifik (bukan individu) dirujuk ke ICC oleh negara anggota atau Dewan Keamanan PBB. ICC tidak dapat memulai penyelidikan sendiri tanpa referensi tersebut.
- Kewarganegaraan dan wilayah: Individu yang didakwa bisa warga negara dari negara anggota, atau kejahatan terjadi di wilayah negara anggota. Ada juga prinsip komplementeritas, yang berarti ICC hanya akan bertindak jika sistem hukum nasional tidak atau tidak mau menyelidiki dan mendakwa pelaku.
Batasan dan Kekecualian
Meskipun memiliki mandat yang kuat, ICC memiliki beberapa batasan:
- Kedaulatan negara: ICC harus berhati-hati untuk tidak melanggar kedaulatan negara anggota. Mereka tidak dapat menangkap siapa pun di wilayah negara yang tidak bekerja sama tanpa persetujuan negara tersebut.
- Kekebalan hukum: Beberapa individu, seperti kepala negara yang sedang menjabat, mungkin memiliki kekebalan hukum terhadap penuntutan. Namun, kekebalan ini dapat dicabut jika kejahatan yang dilakukan cukup serius.
- Keterbatasan sumber daya: ICC memiliki sumber daya yang terbatas, yang berarti tidak semua kasus dapat diselidiki. Prioritas diberikan kepada kasus yang paling serius dan yang memiliki potensi untuk menghasilkan keadilan.
Bagaimana proses penangkapan?
ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional untuk individu yang dituduh melakukan kejahatan. Setelah surat perintah dikeluarkan, negara-negara anggota diwajibkan untuk menangkap dan menyerahkan individu tersebut ke ICC. Namun, kerja sama internasional sangat penting, dan proses ini bisa sangat panjang dan rumit.
Kesimpulan
Siapa yang dapat ditangkap oleh ICC? Singkatnya, ICC dapat menangkap individu yang bertanggung jawab atas kejahatan paling serius menurut Statuta Roma, jika situasi tersebut telah dirujuk ke pengadilan dan memenuhi persyaratan yurisdiksi ICC. Meskipun memiliki mandat yang kuat, ICC memiliki batasan-batasan dan harus berkerja sama dengan negara anggota untuk menjalankan fungsinya. Proses penangkapan individu-individu tersebut kompleks dan memerlukan kerja sama internasional yang efektif.